Musim penghujan telah tiba. Saatnya menyiapkan kondisi
tubuh agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang biasa muncul di
musim hujan ini. Apa saja?
Direktur Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE pun memberi penjelasan mengenai bagaimana
manusia bisa terkena penyakit dan apa saja penyakit yang perlu
diwaspadai selama musim hujan.
"Kejadian penyakit pada dasarnya
terjadi akibat ketidakseimbangan tiga faktor, yaitu pertama adalah host
atau orangnya, misalnya turunnya daya tahan tubuh. Kedua, Agent atau
penyebab berkembang biaknya bakteri, virus, parasit dan vektor pembawa
penyakit seperti nyamuk dan ketiga environment atau lingkungan, misalnya
curah hujan yang tinggi, banjir dan lain-lain," kata Tjandra seperti
dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (8/1/2011).
Sementara itu menurut Tjandra, beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim penghujan yakni antara lain :
- Penyakit akibat virus : influenza, diare
-
Penyakit akibat bakteri dan parasit (terutama pada daerah yang airnya
meluap sehingga bakteri dan parasit dari septic tank dan kotoran hewan
terangkat dan hanyut kemudian mengkontaminasi air, bahan pangan, atau
menginfeksi langsung manusia) : diare, disentri, cacingan, leptospirosis
- Penyakit akibat jamur
- Penyakit tidak menular : asma, rhinitis, perburukan penyakit kronik.
- Penyakit demam berdarah karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk.
"Penyakit akibat virus dan bakteri dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran cerna," ujarnya.
Di
samping itu, lanjut Tjandra, pada peralihan musim penghujan ke musim
kemarau perlu diwaspadai penyakit demam berdarah akibat tingginya
populasi nyamuk demam berdarah pada masa itu. Yang hampir sejenis dengan
Demam Berdarah adalah penyakit Chikunguya, yang mungkin meningkat di
musim hujan ini.
Sebagai antisipasi dengan datangnya musim penghujan, Kementerian Kesehatan melakukan upaya :
-
Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama dalam hal penggunaan air
bersih, cuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban
sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan
sekitar, konsumsi buah dan sayur setiap hari, beraktivitas fisik setiap
hari, membuang sampah pada tempatnya, tidak meludah sembarangan, serta
penggunaan alat pelindung diri misalnya memakai sepatu boot saat terjadi
banjir untuk menghindari infeksi leptospira, memakai lotion anti nyamuk
di wilayah rawan atau endemis demam berdarah, dan lain-lain. Untuk ini
diharapkan peran media untuk juga menyampaikan pesan-pesan kesehatan ke
masyarakat luas.
- Meningkatkan kewaspadaan dini peningkatan
penyakit dengan surveilans melalui sarana yang tersedia (EWARS, laporan
mingguan kewaspadaan penyakit, surveilans aktif mingguan, sms gateway).
-
Meningkatkan pengawasan faktor risiko lingkungan (higiene sanitasi air
dan lingkungan, tempat perindukan nyamuk, dan lain-lain) terutama di
daerah banjir dan rawan banjir yang dilakukan oleh dinas kesehatan
setempat bekerjasama dengan Balai/Balai Besar Teknis Kesehatan
Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (B/BTKL PPM).
-
Menyediakan logistik bahan penjernih air (PAC, pembersih air cepat) di
wilayah yang sulit mendapatkan air bersih bila diperlukan.
- Menyiapkan obat dan alat kesehatan yang memadai di Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan.
-
Berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Kesehatan seperti KKP dan B/BTKL, serta lintas
sektor.
(feb/fjr)-DTC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar