Laman

Info Sehat

Minggu, 10 Juli 2011

Mengenal Lebih Jauh Tentang OSTEOARTHRITIS LUTUT

OSTEOARTHRITIS LUTUT

  1. Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi yang menahun yang ditandai dengan adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya
  2. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang yang memudahkan pergerakan dari sendi
  3. Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi
  4. Osteoarthritis yang terjadi pada lutut terjadi karena adanya gangguan atau kegagalan chondrocyte dalam memperbaiki kartilago / tulang rawan
  5. Prevelensi terjadinya OA lutut pada usia 45-55 tahun wanita dan pria sama. Sedangkan pada usia 55 tahun ke atas banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 4:1
  6. Beberapa faktor etiologi yang telah diketahui berhubungan dengan terjadinya osteoarthritis lutut ini antara lain:

a. Usia

Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko terjadinya OA lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan, sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi.

b. Obesitas

Jelas sekali bahwa kelebihan berat badan atau obesitas bisa menjadi faktor resiko terjadinya OA lutut. Berat badan yang berlebih akan menambah kompresi atau tekanan atau beban pada sendi lutut. Semakin besar beban yang ditumpu oleh sendi lutut, semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan pada tulang

c. Herediter atau faktor bawaan

Struktur tulang rawan dan laxity pada sendi, serta permukaan sendi yang tidak teratur yang dimiliki seseorang sebagai faktor bawaan merupakan faktor resiko terjadi OA lutut

d. Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya

Terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut

e. Kesegarisan tungkai

Sudut antara femur dan tibia yang > 180 derajat dapat berakibat beban tumpuan yang disangga oleh sendi lutut menjadi tidak merata dan terlokalisir di salah satu sisi saja, dimana pada sisi yang beban tumpuannya lebih besar akan beresiko lebih besar terjadi kerusakan

f. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

Pekerjaan dan akifitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab osteoarthritis pada lutut

g. Olahraga yang berat, terutama sepak bola

h. Faktor hormonal dan penyakit metabolik

Perubahan degeneratif pada sendi lutut bisa terjadi akibat perubahan hormonal yang terjadi pada wanita yang sudah menopause. Selain itu, seseorang yang memiliki diabetes mellitus juga bisa terkena OA lutut ini

i. Arthritis yang berlangsung lama

Arthritis (peradangan sendi) yang sudah berlangsung lama dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pula OA lutut

  1. Pada sendi, termasuk sendi lutut, ujung-ujung tulang kerasnya biasanya dilapisi tulang rawan (kartilago)
  2. Tulang rawan terserbut tidak memiliki jaringan saraf, jaringan limfe, dan tidak ada pembuluh darah
  3. Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial, yang berfungsi sebagai pelumas dan mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang tersebut yang dapat menyebabkan terkikisnya tulang tersebut
  4. Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan terjadi gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis habis, maka akan timbul rasa nyeri
  5. Biasanya nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah kronis dimana kartilago sudah sangat tipis dan ujung tulang keras sudah saling bergesekan
  6. Hal ini tidak mudah diketahui secara dini karena pada kartilago tidak terdapat jaringan saraf, jaringan limfe, dan pembuluh darah sehingga pada awal kerusakan tidak terdeteksi karena tidak adanya rasa nyeri
  7. Nyeri baru akan terasa setelah tulang keras yang memiliki jaringan saraf, limfe dan pembuluh darah bergesekan
  8. Biasanya OA terjadi secara perlahan dimulai dari rasa sakit pada sendi setelah melakukan aktifitas, kemudian lama-lama akan terasa lebih sakit dan kaku
  9. Pada lutut : terasa dan kaku, susah digunakan untuk berjalan
  10. Kaku pada sendi setelah beristirahat dan akan segera hilang setelah aktivitas dimulai lagi
  11. Rasa kaku di pagi hari, selama tidak lebih dari 30 menit
  12. Nyeri pada persendian yang akan mereda di pagi hari dan akan memberat pada siang atau malam hari seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan
  13. Atrofi otot di sekitar sendi dikarenakan inaktif dari sendi yang dapat menyebabkan nyeri
  14. Nyeri dan kaku dapat mempengaruhi postur, koordinasi dan kemampuan berjalan
  15. Tanda OA pada lutut yaitu nyeri muncul oleh karena adanya gerakan lutut, gejala sendi seperti terkunci, nyeri saat mau bangkit dari kursi, nyeri saat bangkit dari duduk di lantai atau saat dari berdiri ke duduk di lantai, kelemahan otot-otot tungkai

Gambaran Klinis OA menurut Altman (1991)

a. Nyeri sendi beberapa hari sampai beberapa bulan

b. Pada gambaran radiologis, terdapat osteofit pada tepi sendi

c. Cairan sendinya terdapat 2 atau 3 tanda, diantaranya; jernih, viscous/kental, sel darah putih kurang dari 2000 mm3

d. Kaku sendi di pagi hari kurang dari atau sama dengan 30 menit

e. Krepitasi (terdengar suara “klik”) pada saat sendi lutut digerakkan

f. Jika cairan sendi tidak diperiksa, usia kurang dari atau sama dengan 40 tahun

Pemeriksaan OA Lutut

1. Inspeksi / Observasi

a. Dilihat adanya deformitas (perubahan bentuk sendi)

b. Dilihat kemampuan berjalan, naik turun tangga, jongkok, duduk, dll

c. Dilihat adanya oedem (bengkak), atrofi (pengecilan / penyusutan) otot terutama otot quadriceps

2. Palpasi

Rabalah ada tidaknya pitting oedem, suhu lokalnya, atrofi pada ototnya, dan ada tidaknya nyeri tekan

3. Pemeriksaan gerak pasif, aktif dan melawan tahanan

4. Pemeriksaan khusus meliputi:

a. VAS : untuk menilai nyeri

b. MMT : untuk menilai kekuatan otot

5. Goniometer : untuk mengukur luas gerak sendi

6. Antropometri : mengukur lingkar segmen tubuh


Tes-tes Khusus (A. N. De Wolf & J. M. A. Mens)

a. Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan)

Caranya : recessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan satu tangan, sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tapi bila terdapat (banyak) cairan pada sendi lutut (akibat OA) maka patella seperti terangkat shg sedikit ada gerakan ke atas-bawah dan kadang terasa seolah-olah patella “mengetik” pada dasar keras itu

b. Tes Fluktuasi

Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itu dikosongkan menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan dalam sendi lutut

c. Tes Lekuk

Caranya : dengan memakaipunggung tangan, kita mengusapi “lekuk kecil” di sebelah medial patella ke arah proximal, sehingga dikosongkan dari cairannya. Kalau kemudian kita melaksanakan gerakan mengusap yang sama pada patella bagian lateral, maka lekuk kecil yang medial itu akan kelihatan terisi cairan


Terapi Non Farmakologi

1. Olahraga

Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang tidak terlalu berat dan tidak menyebabkan bertambahnya kompresi atau tekanan atau terauma pada sendi, yaitu misalnya berenang dan menggunakan sepeda statis

Olahraga selain berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan kaku juga bermanfaat untuk mengontrol berat badan

2. Proteksi / melindungi sendi

Sendi dijaga dari berbagai aktivitas sehari-hari dan pekerjaan yang dapat menambah stress / tekanan pada sendi

3. Terapi Panas atau dingin

a. Terapi panas digunakan untuk mengurangi rasa sakit, membuat otot-otot sekitar sendi menjadi rileks dan melancarkan peredaran darah. Terapi panas dapat diperoleh dari kompres dengan air hangat / panas, sinar IR (infra merah) dan alat-alat terapi lain seperti SWD / MWD

b. Terapi dingin digunakan untuk mengurangi bengkak pada sendi dan mengurangi ras sakit. Terapi dingin biasanya dipakai saat kondisi masih akut. Dapat diperoleh dengan kompres dengan air dingin

4. Viscosupplementatior

Merupakan perawatan dari Canada untuk kasus OA

5. Pembedahan

Apabila keadaan sendi sudah sangat parah, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan yang disebut TKR (Total Kne Replacement)

6. Akupuntur

Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi

7. Massage / Pijat

Sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya. Tujuan massage tersebut adalah untuk membuat rileks otot-otot yang spasme dan membantu melancarkan sirkulasi darah

8. Vitamin C, D, E dan Beta karoten

Vitamin-vitamin tersebut bermanfaat untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis

9. Teh Hijau

Teh ini mengandung zat anti peradangan

ü Sebenarnya osteoarthritis belum bisa disembuhkan secara sempurna, akan tetapi kita bisa berupaya untuk mencegahnya. Jika sudah telanjur terkena OA, tujuan terapi adalah memperlambat laju perkembangan osteoarthritis tersebut dan memberikan latihan-latihan penguatan otot-otot di sekitar sendi yang berfungsi sebagai stabilisasi sendi. Selain itu, terapi juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami

Terapi Farmakologi

1. Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.

2. NSAIDs (nonsteroid anti inflammatory drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Efek samping, yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal

3. Topical pain

Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.

4. Tramadol

Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.

5. Mild narcotic painkillers

Mengandung analgesik seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.

6. Corticosteroids

Efektif mengurangi rasa sakit.

7. Hyaluronic acid

Merupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid dan N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation.

Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.

8. Glucosamine dan chondroitin sulfate

Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

Pencegahan

a. Menghindari olahraga berat yang bisa menyebabkan sendi terluka

b. Mengontrol berat badan agar berat yang ditopang oleh sendi menjadi ringan

c. Minum obat untuk mencegah OA

d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

e. Beberapa suplemen makanan yang dapat digunakan untuk mencegah OA antara lain makanan yang mengandung glucosamin, dan chondroitin. Glukosamin adalah molekul gula amino yang biasa terdapat pada kulit krustasea (udang-udangan), artropoda, dan dinding sel cendawan. Chondroitin merupakan senyawa rantai gula bercabang yang menyusun tulang rawan. Chondroitin biasanya terdapat pada cakar ayam.

ü Tidak ada cara mutlak untuk mencegah osteoarthritis. Akan tetapi merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dapat mengurangi gejalanya.

ü APA ITU OSTEOARTHITIS?

ü OSTEO ARTHRITIS – diagnosis,penanganan & perawatan dirumah (dr. Syamsumin Kurnia Dewi)

ü “Radang sendi atau Osteoarthritis sangat sering menyerang orang dewasa,menengah,tengah baya dan lanjut usia. Diantara seluruh sendi, lutut merupakan sendi yang paling sering terkena osteoarthritis. Gejala dari Osteoarthritis lutut misalnya kekakuan, bengkak, nyeri sehingga sulit berjalan, duduk, dan bangkit dari duduk. Bukan hanya lutut, sendi jari jemari, sendi di siku tangan dan semua sendi bisa terserang osteoarthritis”.

ü Diatas adalah beberapa cuplikan yang ada didalam buku kecil ini, belum banyak buku yang membahas penyakit sendi. maka dari itulah penulis ingin memaparkan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Buku ini juga bisa memudahakan para mahasiswa bidang fisioterapi atau keperawatan atau bidang kesehatan lainya guna lebih memahami bagaimana mencegah dan merawat penyakit sendi.

PENYULUHAN à OSTEOARTHRITIS

Perkapuran pada lutut merupakan salah satu tanda terjadinya osteoarthritis. Osteoartritis (OA) dikenali sebagai arthritis degenerative, gangguan yang terjadi seiring bertambahnya umur, terutama mengenai sendi yang menopang berat badan, seperti lutut, dan panggul, meski tak jarang juga terjadi pada tangan dan kaki.

Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak dijumpai. Di Kabupaten dan Kotamadya Malang misalnya, angka kejadiannya mencapai 13,5%. Sedangkan di poliklinik Subbagian Reumatologi FKUI/RSCM, OA ditemukan pada 43,82% penderita baru reumatik (tahun 1991-1994).

APA PENYEBABNYA

Usia dan genetik dikatakan merupakan faktor resiko terjadinya OA. Tulang rawan sendi menipis bersama pertambahan usia. Tulang rawan sendi yang menipis menyebabkan gesekan antar tulang, menimbulkan nyeri dan terbatasnya gerak lutut. Gerakan berulang sendi lutut bertahun- tahun mengiritasi dan menyebabkan peradangan. Tulang rawan yang radang memicu terjadinya pertumbuhan tulang tidak pada tempatnya (spur/perkapuran) di sekitar sendi. OA juga sering ditemukan pada beberapa orang dalam suatu keluarga, sehingga faktor keturunan tak bisa dihindarkan.

Hal lain yang merupakan faktor resiko, mencakup kegemukan, jenis kelamin (perempuan cenderung lebih banyak terjadi), trauma, kelemahan otot, sendi yang tidak stabil, meningkatnya pembebanan dinamik. Individu dengan obesitas cenderung mengalami OA lutut 300-400% . Sepatu yang terlalu tinggi, sempit, berat, alas sepatu (sol) yang keras dan kurang lentur , bisa menjadi penyebab.

GEJALA

Nyeri dan kekakuan merupakan hal yang sering dikeluhkan. Nyeri sendi biasanya bersifat tumpul, bedakan dengan nyeri yang tajam menusuk, sampaikan dengan jelas pada dokter. Sifat nyeri yang berbeda , akan memberikan diagnosa berbeda. Nyeri dirasakan setelah aktivitas berulang. Nyeri saat istirahat dapat terjadi, pada OA yang berat. Rawan sendi bisa hilang sama sekali, sehingga terjadi pergeseran antar tulang, yang berakibat keterbatasan gerakan persendian.

Kaku sendi, merupakan rasa seperti diikat yang biasanya singkat, tidak lebih dari setengah jam. Nyeri dan kekakuan sendi dapat juga timbul setelah bangun tidur, atau setelah duduk yang lama (naik kereta api, nonton film).

Gejala lain pada OA lutut berupa bengkak , teraba hangat dan bunyi (creaking); bowleg, bila degenerasi tulang rawan sangat progresif; sedangkan bony enlargement sering menyertai terbentuknya perkapuran.

Gejala OA dirasakan bervariasi diantara individu yang terkena. Beberapa orang menjadi “cacat” karena gejalanya. Namun ada juga gejala yang dirasakan tidak sedramatis tampilan degenerasi sendi yang citra dari foto rotgen. Bahkan nyeri tidak selalu dirasakan, seringkali hilang timbul. Tak jarang ada masa bebas nyeri yang lama , hingga dalam hitungan tahun.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada pemeriksaan laboratorium darah spesifik untuk menegakkan diagnose OA, tes darah dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain. Pemeriksaan radiologis sendi yang terkena memberikan penampilan penipisan hingga hilangnya rawan sendi, penyempitan ruang sendi, dan terbentuknya spur/perkapuran.

Artrosintesis dan artroskopi merupakan tindakan lanjut yang dilakukan seorang dokter, bilamana perlu. Artrosintesis, dokter akan menusukkan jarum yang steril untuk mengambil cairan dalam sendi, untuk dianalisa. Artroskopi, merupakan tehnik bedah menggunakan tabung kecil, untuk melihat dalam sendi.


OA? APA SAJA YANG BISA DILAKUKAN

Terapi OA lutut menghilangkan nyeri sendi dan menjaga fungsi sendi. Pada lutut, sesuai dengan fungsi penunjang saat berjalan, diharapkan tidak ada rasa nyeri , serta gangguan akibat kekakuan ataupun keterbatasan. Pada pasien yang beruntung tanpa gejala yang dirasakan, pengobatan tidaklah peseharlu , meskipun proteksi agar OA tidak memberat sehingga menimbulkan keluhan, tetap harus dipertimbangkan.

Ingat PRITE.

P(rotection) ; P(revention):

Bertujuan mengurangi beban pada lutut (saat berdiri maupun berjalan). Pengurangan beban selain pastinya mengurangi berat badan, bila memang berlebih, bisa disiasati dengan menggunakan tongkat. Tongkat bersama ke dua kaki akan memperluas “dasar” tumpuan badan, dengan demikian beban lutut berkurang. Dapat juga diberikan alat bantu, dengan tujuan mengalihkan beban tumpuan lutut5.

Relative R(est):

Istirahat yang cukup untuk lutut, hindari berdiri lama, naik tangga, berlutut, menekuk lutut yang dalam. Mengistirahatkan lutut yang sakit, akan berdampak turunnya tekanan pada sendi, pada gilirannya akan mengurangi nyeri, dan menghilangkan bengkak. “Istirahat” dapat berupa pengurangan intensitas dan frekuensi aktivitas yang secara konsisten membebani lutut.

I(ce)

Es diberikan bila lutut teraba hangat, alasi es dengan handuk. Pasien mungkin akan dipilihkan terapi fisik yang lain misalnya TENS; ES suatu bentuk terapi listrik untuk mengurangi rasa sakit. Pemilihan terapi fisik yang lain seperti diatermi (bersifat pemanasan), atau laser tenaga rendah, pastinya harus melewati pertimbangan dokter.

Taping

Secara teoritis lutut dibagai menjadi tiga, luar , tengah dan dalam. Lutut sisi dalam yang sering mengalami kerusakan. Taping menggunakan tape yang spesifik, biasanya dipasang pada sisi dalam. Saat ini dokter spesialis rehabilitasi medik, ortopedi dan rematologi-penyakit dalam yang berkompetensi untuk pemakaian taping.

Exercise/ latihan

Bentuk latihan bisa isometrik atau isotonik, Konsultasi dulu dengan dokter, jenis olahraga yang sesuai untuk Pasien. Latihan atau olahraga (pada OA) yang terarah akan meningkatkan kelenturan sendi, dengan demikian diharapkan tidak terjadi keterbatasan gerakan sendi dan menurunkan derajat kekakuan lutut.

Pada pembahasan kali ini, saya sampaikan satu bentuk latihan penguatan otot paha depan (quadriceps), dengan metoda isometrik. Latihan dilakukan saat tidak terjadi radang pada lutut, (tidak sakit, tidak teraba hangat, tidak bengkak). Sebaiknya sudah dilakukan sebelum memasuk usia resiko terjadinya OA. Tahanan selama 5 detik cukup aman.

Obat

Ÿ Obat yang di berikan pada umumnya golongan NSAID, namun untuk OA biasanya disertai pemberian golongan glucosamine chondroitin . Keduanya ada dalam bentuk minum ataupun olesan. Yang sebaiknya diperhatikan, takaran dan cara pemakaian.

Ÿ Obat lain berupa injeksi serta tindakan operasi, pastinya harus dengan indikasi yang tepat.

Tips:

CATATAN:
Arthrocentesis: Suatu prosedur menggunakan jarum dan syringe steril, dipergunakan untuk mengeluarkan cairan dalam sendi.

Arthroscopy: Suatu tehnik pembedahan dengan memasukkan tabung ke dalam sendi, untuk melihat, mendiagnosa dan memperbaiki jaringan.

SUMBER:

1. Medicine.net.com

2. Handout Nury: Bijak pada lutut. Seminar awam RS Pelni 10 November 2007

3. Journal of Bone and Joint Surgery - British Volume, Vol 87-B, Issue SUPP_III, 393.
Copyright © 2005 by British Editorial Society of Bone and Joint Surgery

4. llustration copyright 2001 by Nucleus Communications, Inc. All rights reserved. http://www.nucleusinc.com, di modifikasi by Nury

5. http://www.rehab-med.blogspot.com/2007/03/osteoarthrosis-genu-rehabilitation.html